Senin, 17 Mei 2010

Aku dan Dia

Dia
Bergerak perlahan
Dari atas sana, ke bawah
Mengikuti sang gravitasi
Menyusur hati-hati lekak-lekuk tempatnya berlalu
Sebelum akhirnya menghilang

Kemudian temannya yang lain muncul
Mengikuti jejaknya
Sampai menghilang (juga)

Aku mengaguminya
Yang begitu indah
Yang entah kenapa terlihat ajaib
Dengan kemuncul-hilangannya yang ajaib

Tapi kemudian teman-temannya muncul
Berbondong-bondong, kali ini
Mengikuti jejaknya
Ramai sekali
Berebut untuk lewat
Rasanya seperti antrian untuk muncul tidak akan habis-habis

Aku mengaguminya, memang
Bentuknya yang indah
Seperti kristal
Kemuncul-hilangannya yang tiba-tiba
Geraknya yang perlahan
Mengalir menyusuri lekuk wajah
Dari atas ke bawah
Sampai menghilang
Entah menguap
Entah terserap

Tapi, jika sebanyak ini
Akankah kehadirannya masih bisa disebut indah?

Hai, airmata
Demi apapun, kau memang indah
Tapi
Bisakah kau berhenti memanggil teman-temanmu untuk muncul?
Tolong hentikan antrian yang sepertinya tidak akan habis ini.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda